“Jika hati anda bergetar melihat penindasan, maka lawanlah
sebab diam adalah bentuk penghianatan”
Dari sekian banyak toko revolusioner yang ada, boleh dibilang sosok “che” adalah yang paling populer terutama di kalangan anak muda, entah itu sekedar ikut-ikutan ataupun bagi mereka yang paham benar akan sosok dan karakter “Che” itu sendiri. Mengapa saya tertarik membahas sosok che, ada beberapa alasan yang menarik hati saya untuk membahas beliau namun hal yang menarik yang seringkali saya liat dengan mata kepala saya sendiri adalah bahwa sosoknya sangat membahana di kalangan anak muda yang revolusioner ataupun yang “mengaku” revolusioner, selain itu sosok che juga sangat sering ditemui dalam unsur pop culture,,,, well, sudah banyak tulisan2 yang membahas mengenai “Che” selain itu akan sangat panjang apabila membahas tiap detil2 perjuangan dan kisah perjalanannya, jadi di sini saya hanya akan sedikit bercerita mengenai Che dan perjuangannya.
Lahir 14 Mei 1928 di Rosario, Argentina dengan nama asli Ernesto Guevara de la Serna, dari pasangan Ernesto Guevara Lynch dan Celia de la Serna sebenarnya memiliki darah bangsawan dari sang ayah, suatu kali ia berpetualang menjelajahi Argentina Utara dengan mengendarai sepeda motor, boleh jadi ini adalah salah satu kejadian yang sangat menentukan jalan pemikirannya, perjalan ini membuat hatinya banyak tersentuh oleh pemandangan rakyat miskin, petani dan sisa suku Indian yang melarat.
Pada 1952 ia bersama sahabatnya Alberto Granado menjelajahi Amerika Latin dalam kurun Januari – Juli, perjalanan bersejarah itu diawli dengan mengunjungi Peru, Kolombia, Venezuela dalam perjalanan ini ia sempat bekerja di koloni penderita kusta untuk mengamalkan ilmu yang ia peroleh pada saat kuliah kedokteran walaupun sempat tertangkap di Venezuela namun akhirnya ia dilepaskan dan setelah itu ia menyempatkan diri mengunjungi Miami tempat dimana banyak imigran asal Kuba bermukim, bagi yang ingin mengetahui kisah perjalanannya ini dapat membacanya lebih lanjut dalam buku “The Motorcycle Diaries” yang bersumber dari diari yang che tulis sendiri saat melakukan perjalanan tersebut.
Buku “The Motorcycle Diaries”
Perjalanan Che Guevara
Saat di Bolivia, ia dituduh sebagai seorang oportunis yang menyebabkan ce hijrah menuju Guatemala serta berusaha memenuhi kebutuhannya dengan menulis artikel arkeologi mengenai reruntuhan Indian Maya dan Inca.
salah satu adegan film “The Motorcycle Diaries” 2004
Guatemala saat itu diperintah oleh Presiden Jacobo Arbenz Guzman yang seorang sosialis. Meskipun Che telah menjadi penganut paham marxisme dan ahli sosial Lenin ia tak mau bergabung dalam Partai Komunis. Hal ini mengakibatkan hilangnya kesempatan baginya untuk menjadi tenaga medis pemerintah, oleh karena itu ia menjadi miskin. Ia tinggal bersama Hilda Gadea, penganut paham Marxis keturunan Indian lulusan pendidikan politik. Orang inilah yang memperkenalkannya kepada Nico Lopez, salah satu Letnan Fidel Castro. Di Guatemala dia melihat kerja agen CIA sebagai agen kontrarevolusi dan semakin yakin bahwa revolusi hanya dapat dilakukan dengan jaminan persenjataan. Ketika Presiden Arbenz turun jabatan, Guevara pindah ke Kota Mexico (September 1954) dan bekerja di Rumah Sakit Umum, diikuti Hilda Gadea dan Nico Lopez. Guevara bertemu dan kagum pada Raúl Castro dan Fidel Castro juga para emigran politik dan ia menyadari bahwa Fidel-lah pemimpin yang ia cari.
Bergabung dengan Fidel Castro di Kuba
Ia bergabung dengan pengikut Castro di rumah-rumah petani tempat para pejuang revolusi Kuba dilatih perang gerilya secara keras dan profesional oleh kapten tentara Republik Spanyol Alberto Bayo, seorang pengarang “Ciento cincuenta preguntas a un guerilleo” (Seratus lima puluh pertanyaan kepada seorang gerilyawan) di Havana, tahun 1959. Bayo tidak hanya mengajarkan pengalaman pribadinya tetapi juga ajaran Mao Ze Dong dan Che (dalam bahasa Italia berarti teman sekamar dan teman dekat) menjadi murid kesayangannya dan menjadi pemimpin di kelas. Latihan perang di tanah pertanian membuat polisi setempat curiga dan Che beserta orang-orang Kuba tersebut ditangkap namun dilepaskan sebulan kemudian.
Pada bulan Juni 1956 ketika mereka menyerbu Kuba, Che pergi bersama mereka, pada awalnya sebagai dokter namun kemudian sebagai komandan tentara revolusioner Barbutos. Ia yang paling agresif dan pandai dan paling berhasil dari semua pemimpin gerilya dan yang paling bersungguh-sungguh memberikan ajaran Lenin kepada anak buahnya. Ia juga seorang yang berdisiplin kejam yang tidak sungkan-sungkan menembak orang yang ceroboh dan di arena inilah ia mendapatkan reputasi atas kekejamannya yang berdarah dingin dalam eksekusi massa pendukung fanatik presiden yang terguling Batista. Pada saat revolusi dimenangkan, Guevara merupakan orang kedua setelah Fidel Castro dalam pemerintahan baru Kuba dan yang bertanggung jawab menggiring Castro ke dalam komunisme yang menuju komunisme merdeka bukan komunisme ortodoks ala Moskwa yang dianut beberapa teman kuliahnya. Che mengorganisasi dan memimpin “Instituto Nacional de la forma Agraria”, yang menyusun hukum agraria yang isinya menyita tanah-tanah milik kaum feodal (tuan tanah), mendirikan Departemen Industri dan ditunjuk sebagai Presiden Bank Nasional Kuba dan menggusur orang orang komunis dari pemerintahan serta pos-pos strategis. Ia bertindak keras melawan dua ekonom Perancis yang beraliran Marxis yang dimintai nasehatnya oleh Fidel Castro dan yang menginginkan Che bertindak lebih perlahan. Che pula yang melawan para penasihat Uni Soviet. Dia mengantarkan perekonomian Kuba begitu cepat ke komunisme total, menggandakan panen dan mendiversifikasikan produksi yang ia hancurkan secara temporer.
Pernikahan Che Guevara
Pada tahun 1959, Guevara menikahi Aledia March, kemudian berdua mengunjungi Mesir, India, Jepang, Indonesia yang juga hadir pada Konfrensi Asia Afrika, Pakistan dan Yugoslavia. Sekembalinya ke Kuba ia diangkat sebagai Menteri Perindustrian, menandatangani pakta perdagangan (Februari 1960) dengan Uni Soviet yang melepaskan industri gula Kuba pada ketergantungan pasar Amerika. Ini merupakan isyarat akan kegagalannya di Kongo dan Bolivia sebuah aksioma akan sebuah kekeliruan yang tak akan terelakkan. “Tidaklah penting menunggu sampai kondisi yang memungkinkan sebuah revolusi terwujud sebab fokus instruksional dapat mewujudkannya” ucapnya dan dengan ajaran Mao Ze Dong ia percaya bahwa daerah daerah pasti membawa revolusi ke kota yang sebagian besar penduduknya adalah petani. Juga pada saat ini ia menyebarkan filosofi komunisnya (diterbitkan kemudian dalam “The Socialism and Man in Cuba”, 12 Maret 1965). Ia meringkas pahamnya menjadi “Manusia dapat sungguh mencapai tingkat kemanusiaan yang sempurna ketika berproduksi tanpa dipaksa oleh kebutuhan fisiknya sehingga ia harus menjual dirinya sebagai barang dagangan”.
Konfrontasi dengan Uni Soviet
Penentangan resminya terhadap komunis Uni Soviet tampak ketika dalam organisasi untuk Solidaritas Asia Afrika di Aljazair (Februari 1965) menuduh Uni Soviet sebagai kaki tangan imperialisme dengan berdagang tak hanya dengan negara-negara blok komunis dan memberikan bantuan pada negara berkembang sosialis atas pertimbangan pengembaliannya. Ia juga menyerang pemerintahan Soviet atas kebijakan hidup bertetangga dan jua atas Revisionisme. Guevara mengadakan konferensi Tiga Benua untuk merealisasikan program revolusioner, pemberontakan, kerjasama gerilya dari Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Di samping itu setelah terpaksa berhubungan dengan Amerika Serikat, ia sebagai perwakilan Kuba di PBB menyerang negara-negara Amerika Utara atas keserakahan mereka dan imperialisme yang kejam di Amerika Latin. Sikap Che yang tidak kenal kompromi pada dua negara kapitalis mendorong negara komunis untuk memaksa Castro memberhentikan Che (1965, bukan secara resmi tetapi secara nyata. Untuk beberapa bulan tempat tinggalnya dirahasiakan dan kematiannya santer diisukan. Ia berada di berbagai Negara Afrika terutama Kongo di mana dia mengadakan survei akan kemungkinan mengubah pemberontakan Kinshasa menjadi sebuah revolusi komunis dengan taktik gerilya Kuba. Ia kembali ke Kuba untuk melatih para sukarelawan untuk proyek ini dan mengirim kekuatan 120 orang Kuba ke Kongo. Anak buahnya bertempur dengan sungguh-sungguh tetapi tidak demikian halnya dengan para pemberontak Kinshasa. Mereka sia-sia saja melawan kekejaman Belgia dan ketika musim gugur 1965 Che meminta Castro untuk menarik mundur saja bantuan Kuba.
Kematian Che Guevara
Petualangan revolusioner terakhir Che adalah di Bolivia, karena ia salah memperkirakan potensi negara itu yang mengakibatkan konsekuensi yang buruk. Tertangkapnya Che oleh tentara Bolivia pada 8 Oktober 1967 adalah akhir dari segala usahanya dan hukuman tembak dijatuhkan sehari setelah itu. Pada tanggal 12 Juli 1997 jenazahnya dikuburkan kembali dengan upacara kemiliteran di Santa Clara, di provinsi Las Villas, di mana Guevara mengalami kemenangan dalam pertempuran ketika revolusi Kuba.
menjelang eksekusi Che
Penghormatan terhadap Che
Berbagai tokoh sastra, musik dan seni telah mempersembahkan komposisinya kepada Che Guevara. Penyair Chili Pablo Neruda mempersembahkan kepadanya puisi Tristeza en la muerte de un héroe (Kesedihan karena kematian seorang pahlawan) dalam karyanya Fin del mundo (Akhir dunia) pada 1969. Pengarang Uruguay, Mario Benedetti menerbitkan pada 1967 serangkaian puisi yang dipersembahkan kepadanya dengan judul A Ras del Sueño (Pada tingkat impian). Penyanyi Carlos Puebla mempersembahkan sebuah lagu Hasta siempre comandante Che Guevara (Untuk selamanya komandan Che Guevara) dan Los Fabulosos Cadillacs, Gallo Rojo (Ayam jantan merah), yang muncul dalam album El León (Singa) pada 1991.
Monumen Che Guevara di Bolivia tempat ia dieksekusi
Well, setelah kematian lebih dari 40 tahun yang lalu, kisah2 perjuangan che masih menjadi inspirasi bagi revulisioner dan para aktifis hingga kini, Che adalah benar2 seorang pejuarng gerilya yang sangat “hobby” akan revolusioner, bayangkan saja ketika ia berhasil bersama Fidel Castro bukankah lebih baik jika ia tetap “bermain aman” dengan posisinya sebagai orang kedua sekaligus tangan kanan Castro? Tetapi apa yang dilakukan Che kemudian sangat berbeda, ia malah terus berpindah – pindah untuk terus melakukan sesuatu perubahan dimana ia tak bisa tinggal diam melihat sesuatu yang dianggapnya salah. Demikianlah sosok Che yang saya kagumi adalah kekonsitensinya dalam melakukan revolusioner yang mungkin bagi sebagian otang terlihat sebagai orang bodoh atau hanya sekedar pembuat onar semata,,,
seperti pada awal tulisan saya mengenai “quote” dari sang che
“Jika hati anda bergetar melihat penindasan, maka lawanlah sebab diam adalah bentuk penghianatan”
(gabriel/from many sources)